Rabu, 21 Desember 2011

Elang Brontok


Elang Brontok adalah sejenis burung pemangsa anggota suku Accipitridae. Dinamai demikian kemungkinan karena warnanya yang berbercak-bercak (pada bentuk yang berwarna terang). Namanya dalam bahasa Inggris adalah Changeable Hawk-eagle karena warnanya yang sangat bervariasi dan berubah-ubah, sedangkan nama ilmiahnya yalah Spizaetus cirrhatus.

Elang brontok berbiak di wilayah yang luas, mulai dari kawasan Asia selatan di India dan Sri Lanka, tepi tenggara Himalaya, terus ke timur dan selatan melintasi Asia Tenggara hingga ke Indonesia dan Filipina.

Daftar isi

  • 1 Identifikasi
  • 2 Ekologi dan kebiasaan
  • 3 Anak jenis
  • 4 Status konservasi
  • 5 Kerabat dan catatan lain
  • 6 Rujukan
  • 7 Pranala luar

Identifikasi

Burung elang yang berukuran sedang sampai besar, dengan panjang tubuh diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor sekitar 60-72 cm. Warnanya yang sangat berubah-ubah menyulitkan identifikasi, terutama di lapangan.

Bentuk yang normal berwarna coklat di sebelah atas, putih di sisi bawah tubuh dan ekor yang coklat kemerahan, dengan garis-garis hitam melintang pada sayap dan ekor yang nampak jelas ketika terbang. Terdapat coret-coret membujur berwarna hitam di leher dan bercak-bercak kecoklatan di dada. Ras-ras tertentu memiliki jambul panjang yang tersusun dari empat helai bulu di belakang kepalanya, sedangkan ras yang lainnya sama sekali atau nyaris tidak berjambul. Betina serupa dengan yang jantan, hanya bertubuh agak besar; burung yang muda dengan kepala yang berwarna lebih pucat dan pola warna yang lebih samar.

Sayap yang panjang, terbentang mendatar tatkala terbang, dengan ujung (susunan bulu primer) yang nampak membulat, dikombinasikan dengan ekor yang panjang dan pola warna di atas, membedakannya dengan jenis elang lainnya.

Terdapat pula bentuk yang gelap (hitam) dan yang lebih terang daripada bentuk normal. Bentuk yang gelap berwarna coklat gelap seluruhnya, dengan garis hitam pada ujung ekor yang cukup kontras dengan bagian lain dari ekor. Bentuk gelap ini ketika terbang hampir serupa dengan elang hitam (Ictinaetus malayensis), dengan sedikit perbedaan pada bentuk sayap.

Bunyi keras nyaring, berkepanjangan yiiip-yip-yip-yip-yip …yiip-yip-yip-yip; bernada meninggi kwip-kwip-kwip-kwii atau teriakan menembus klii-liiiuw.[1]

Ekologi dan kebiasaan

Elang brontok hanya berpasangan di musim berbiak, dan di luar waktu-waktu tersebut sering ditemukan menjelajah sendirian di hutan-hutan terbuka, sabana dan padang rumput. Burung ini menyukai berburu di tempat terbuka dan menyerang mangsanya yang berupa reptil, burung atau mamalia kecil dari tempatnya bertengger di pohon kering atau dari udara. Tidak jarang burung ini merampok kawanan ayam di pedesaan.

Di Indonesia, burung ini didapati di Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.

Sarangnya berukuran besar, dibuat dari ranting-ranting pohon dan dedaunan di pohon yang tinggi. Telur satu butir (jarang dua) berwarna putih dengan bintik kemerah-merahan. Di Jawa, elang brontok bersarang antara bulan April sampai sekitar Agustus atau Oktober.

Anak jenis

Menurut John Gould, Birds of Asia

Anak-anak jenis elang brontok terbagi ke dalam dua kelompok, yakni kelompok yang memiliki jambul dengan yang tak ada (atau yang tak begitu nampak) jambulnya. Dikenal pula bentuk gelap (hitam) di sebagian wilayah sebarannya.[2]

Elang brontok di Kebun Binatang Osaka, Jepang

Kelompok berjambul

  • Spizaetus cirrhatus cirrhatus
Menyebar di India mulai dari lembah Sungai Gangga ke selatan.
Berjambul; tanpa bentuk gelap.
  • Spizaetus cirrhatus ceylanensis
Menyebar di Sri Lanka.
Lebih kecil dari ras India di atas, berjambul. Nampaknya juga tak memiliki bentuk gelap.

Kelompok tak berjambul

  • Spizaetus cirrhatus floris
Menyebar di Sumbawa dan Flores.
Sisi bawah tubuh kurang berpola, yang nyaris putih polos. Tak memiliki bentuk gelap.
  • Spizaetus cirrhatus limnaeetus
Nepal, India timur laut, terus melalui Burma dan Semenanjung Malaya sampai ke Garis Wallace hingga Filipina.
Hampir serupa dengan ras India, namun tanpa jambul panjang. Bentuk gelap berwarna coklat, dengan pangkal ekor yang nampak lebih terang daripada ujungnya.
  • Spizaetus cirrhatus andamanensis
Kepulauan Andaman
Serupa dengan S. c. limnaeetus. Agaknya tak memiliki bentuk gelap.
  • Spizaetus cirrhatus vanheurni
Pulau Simeulue.
Serupa dengan S. c. limnaeetus. Agaknya juga tak memiliki bentuk gelap.

Status konservasi

Elang brontok dilindungi oleh undang-undang RI.[3] Sedangkan menurut IUCN, burung ini berstatus LC (least concern, beresiko rendah). [4]

Kerabat dan catatan lain

Elang brontok masih berkerabat dekat dengan elang Jawa (Spizaetus bartelsi), elang gunung (Spizaetus alboniger) dan elang Wallace (Spizaetus nanus).

Konon, elang brontok juga menginspirasi pemberian nama virus komputer Brontok dan Rontokbro [5]

Rujukan

  1. ^ MacKinnon, J. 1993. Panduan lapangan pengenalan Burung-burung di Jawa dan Bali. Gadjah Mada University Press. Jogyakarta. ISBN 979-420-150-2. Hal. 103-104.
  2. ^ Gamauf, Anita; Gjershaug, Jan-Ove; Røv, Nils; Kvaløy, Kirsti & Haring, Elisabeth (2005): Species or subspecies? The dilemma of taxonomic ranking of some South-East Asian hawk-eagles (genus Spizaetus). Bird Conservation International 15(1): 99–117.
  3. ^ Noerdjito, M. dan I. Maryanto. 2001. Jenis-jenis Hayati yang Dilindungi Perundang-undangan Indonesia. Cet-2. Puslit Biologi LIPI. Bogor. ISBN 979-579-043-9. Hal. 47.
  4. ^ BirdLife International. 2004. Spizaetus cirrhatus. In: IUCN 2007. 2007 IUCN Red List of Threatened Species.. Diakses 25/12/2007.
  5. ^ Rontokbro menyerbu Indonesia, artikel pada Vaksin.com.

Minggu, 18 Desember 2011

Elang Hitam

Elang Hitam adalah sejenis burung pemangsa dari suku Accipitridae, dan satu-satunya anggota marga Ictinaetus. Dinamai demikian yalah karena warna bulunya yang seluruhnya berwarna hitam. Meski ada pula beberapa jenis elang yang lain yang juga berwarna hitam (lihat uraian di bawah).

Daftar isi

[sembunyikan]
  • 1 Identifikasi
  • 2 Penyebaran dan kebiasaan
  • 3 Status konservasi
  • 4 Jenis yang serupa
  • 5 Rujukan
  • 6 Pranala luar

[sunting]Identifikasi

Elang hitam dari Carita,Pandeglang, Banten

Burung yang berukuran besar, dengan panjang (dari paruh hingga ujung ekor) sekitar 70 cm. Sayap dan ekornya panjang, sehingga burung ini tampak sangat besar bilamana terbang. Seluruh tubuh berwarna hitam, kecuali kaki dan sera (pangkal paruh) yang berwarna kuning. Sebetulnya terdapat pola pucat di pangkal bulu-bulu primer pada sayap dan garis-garis samar di ekor yang bisa terlihat ketika burung ini terbang melayang, namun umumnya tak begitu mudah teramati.[1] Jantan dan betina berwarna dan berukuran sama.

Sayap terbentang lurus, sedikit membentuk huruf V, dengan pangkal sayap lebih sempit daripada di tengahnya, serta bulu primer yang terdalam membengkok khas, membedakannya dari elang brontok (Spizaetus cirrhatus) bentuk yang hitam. Elang hitam juga sering terbang perlahan, rendah dekat kanopi (atap tajuk) hutan.Bulu Primar lebih menjari.

Terdapat 2 pose terbang, saat gliding (meluncur) dan soaring (mengintai). Saat gliding bulu paling ujung menekuk kedalam, dan saat soaring bulu ini terbentang dan terlihat menyamping.

Bunyi meratap berulang-ulang, biasanya disuarakan sambil terbang tinggi berputar-putar, klii-ki …klii-ki atau hi-li-liiiuw.

Burung remaja berwarna pucat, dengan coret-coret kuning pucat di sisi bawah tubuh dan sayap.

[sunting]Penyebaran dan kebiasaan

Elang hitam menyebar luas mulai dari India, Sri Lanka hingga Asia Tenggara, Sunda Besar, Sulawesi dan Maluku.

Burung ini hidup memencar di dataran rendah, hutan perbukitan hingga wilayah yang bergunung-gunung pada ketinggian sekitar 1.400 m (diJawa hingga sekitar 3.000 m) dpl.

Memangsa aneka jenis mamalia kecil, kadal, burung dan terutama telur, elang hitam dikenal sebagai burung perampok sarang. Melayang indah, burung ini kerap teramati terbang berpasangan di sisi bukit atau lereng gunung yang berhutan. Dengan tangkas dan mudah elang ini terbang keluar masuk dan di sela-sela tajuk pepohonan.[2] Cakarnya yang tajam terspesialisasi untuk menyambar dan mencengkeram mengsanya dengan efektif.

Sarang berukuran besar terbuat dari ranting-ranting dan dedaunan yang tersusun tebal, diletakkan pada cabang pohon yang tinggi di hutan yang lebat. Bertelur satu atau dua butir, bulat oval, sekitar 65 x 51 mm, berwarna kuning tua bernoda coklat kemerahan. Di Jawa berbiak pada sekitar bulan Mei.[3]

[sunting]Status konservasi

Sebagai burung pemangsa, elang hitam menduduki puncak rantai makanan dalam ekosistemnya. Meskipun populasinya masih terbilang banyak, burung ini menyebar terbatas di wilayah-wilayah yang berhutan. Elang hitam dilindungi oleh undang-undang RI.[4] Sedangkan menurut IUCN, burung ini berstatus LC (least concern, beresiko rendah). [5]

[sunting]Jenis yang serupa

  • Elang brontok (Spizaetus cirrhatus), bentuk yang hitam.
  • Elang ular (Spilornis cheela), ketika bertengger.

[sunting]Rujukan

  1. ^ MacKinnon, J., K. Phillipps, dan B. van Balen 2000. Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan. LIPI dan BirdLife IP. Bogor. ISBN 979-579-013-7. Hal. 95.
  2. ^ MacKinnon, J. 1993. Panduan lapangan pengenalan Burung-burung di Jawa dan Bali. Gadjah Mada University Press. Jogyakarta. ISBN 979-420-150-2. Hal. 102.
  3. ^ Hoogerwerf, A. 1949. De Avifauna van de Plantentuin te Buitenzorg. de Koninklijke Plantentuin van Indonesie. Buitenzorg (Bogor). Hal. 22.
  4. ^ Noerdjito, M. dan I. Maryanto. 2001. Jenis-jenis Hayati yang Dilindungi Perundang-undangan Indonesia. Cet-2. Puslit Biologi LIPI. Bogor.ISBN 979-579-043-9. Hal. 46.
  5. ^ BirdLife International. 2004. Ictinaetus malayensis. In: IUCN 2007. 2007 IUCN Red List of Threatened Species.. Diakses 25/12/2007

Elang

Elang (bahasa Inggris: eagle) merupakan salah satu dari hewan yang terdapat di seluruh Indonesia.


Ciri-ciri

Elang adalah hewan berdarah panas, mempunyai sayap dan tubuh yang diselubungi bulu pelepah. Sebagai burung, elang berkembang biak dengan cara bertelur yang mempunyai cangkang keras di dalam sarang yang dibuatnya. Ia menjaga anaknya sampai mampu terbang.

Elang merupakan hewan pemangsa. Makanan utamanya hewan mamalia kecil seperti tikus, tupai danayam. Terdapat sebagian elang yang menangkap ikan sebagai makanan utama mereka.Biasanya elang tersebut tinggal di wilayah perairan. Paruh elang tidak bergigi tetapi melengkung dan kuat untuk mengoyak daging mangsanya. Burung ini juga mempunyai sepasang kaki yang kuat dan kuku yang tajam dan melengkung untuk mencengkeram mangsa serta daya penglihatan yang tajam untuk memburu mangsa dari jarak jauh tak terkira.

Elang mempunyai sistem pernafasan yang baik dan mampu untuk membekali jumlah oksigen yang banyak yang diperlukan ketika terbang. Jantung burung elang terdiri dari empat bilik seperti manusia. Bilik atas dikenal sebagai atrium, sementara bilik bawah dikenali sebagai ventrikel.

Jumat, 16 Desember 2011

Burung Pipit

Pipit adalah nama umum bagi sekelompok burung kecil pemakan biji-bijian yang menyebar di wilayah tropis Dunia Lama dan Australasia. Burung-burung ini sekarang dimasukkan ke dalam suku Estrildidae, meski ada juga yang menganggap kelompok ini adalah anak-suku (Estrildinae), bagian dari suku Passeridae yang lebih luas.[1] Sebelumnya, kelompok burung ini ditempatkan dalam suku manyar-manyaran, Ploceidae.

Jenis-jenis pipit (termasuk bondol dan gelatik) senang berkelompok, dan sering terlihat bergerak dan mencari makanan dalam gerombolan yang cukup besar. Burung-burung ini memiliki perawakan dan kebiasaan yang serupa, namun warna-warni bulunya cukup bervariasi. Ukuran terkecil dimiliki oleh Nesocharis shelleyi yang panjang tubuhnya sekitar 8,3 cm (3,3 inci), meski yang bobotnya paling ringan adalah Estrilda troglodytes (6 g). Sedangkan yang paling besar adalah gelatik jawa (Padda oryzivora), yang panjang tubuhnya 17 cm (6,7 inci) dan beratnya 25 g.

Kebanyakan burung pipit tidak tahan dengan iklim dingin dan memerlukan habitat hangat seperti di wilayah tropika. Namun ada pula sebagian kecil jenis yang beradaptasi dengan lingkungan dingin di Australia selatan. Pipit bertelur 4-10 butir, putih, yang disimpan dalam sarangnya yang berupa bola-bola rumput.

Daftar isi

  • 1 Daftar marga
  • 2 Lihat pula
  • 3 Catatan kaki
  • 4 Pranala luar

Daftar marga

Pipit benggala, Amandava amandava
Pipit matari, Neochmia phaeton
Pipit ekor-api, Oreostruthus fuliginosus
  • Genus Amandava, pipit benggala
  • Genus Amadina
  • Genus Chloebia
  • Genus Clytospiza
  • Genus Cryptospiza
  • Genus Emblema
  • Genus Erythrura, bondol hijau
  • Genus Estrilda
  • Genus Euschistospiza
  • Genus Heteromunia
  • Genus Hypargos
  • Genus Lagonosticta
  • Genus Lonchura, bondol, pipit haji
  • Genus Mandingoa
  • Genus Neochmia, pipit matari
  • Genus Nesocharis
  • Genus Nigrita
  • Genus Oreostruthus, pipit ekor-api
  • Genus Ortygospiza
  • Genus Padda, gelatik
  • Genus Parmoptila
  • Genus Poephila
  • Genus Pyrenestes
  • Genus Pytilia
  • Genus Spermophaga
  • Genus Stagonopleura
  • Genus Taeniopygia, pipit zebra
  • Genus Uraeginthus